bisakah BAHASA BATAK Toba punah?
Jawabnya mungkin sekali, kawan. Itu hanya masalah waktu.
Bahasa
Batak Toba suatu saat dapat punah, yang membuat punah ya orang Batak
Toba sendiri. Karena Orang Batak Toba lah yang enggan melestarikan
Bahasa daerahnya. Kenapa hanya Bahasa Batak Toba?
Saudara-saudara
kita suku Batak Karo, Simalungun sangat membanggakan bahasa daerahnya
dan tetap eksis hingga sekarang dimanapun mereka berada. Walaupun itu di
kota kota besar dan saudara kita yang lain, orang Bali tetap ngomong
pake bahasa Bali, orang Sunda. Orang Jawa, di Istana Negara juga mereka
bisa ngomong Jawa.
Kapan itu Bahasa Batak Toba berangsur punah dan
apa indikatornya kawan? Banyak sekali, saya coba buat listnya, bila
anda mau menambahi silahkan…
- Karena orangtua (Ayah/Ibu) sudah tidak bisa berbahasa Batak lagi.
- Bila
bahasa Batak bukan lagi bahasa yang dominan di rumah. (Kepunahan suatu
bahasa daerah, dimulai dari rumah pemilik bahasa daerah itu)
- Bila
orangtua tidak mengajarkan anak anaknya bahasa Batak. Orang tua tidak
menyampaikan kepada si anak bila mereka berbahasa Batak, dijawablah
dalam bahasa Batak, bila mereka berbahasa asing dijawablah dalam bahasa
asing tersebut.
- Bila Ompung Naburjui berkomunikasi dengan
pahompunya harus menggunakan Bahasa Sileban (Bahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris) biar cucu cucu yang manis manis ini mengerti.
- Bila
si anak mengatakan: “Saya sudah lahir, besar di (Medan, Jakarta,
Bandung, Jogja, dll) sudah tidak bisa berbahasa Batak lagi.” Dan mereka
sangat bangga mengatakan itu. Orang Belanda ratusan tahun tinggal di
Batavia, tetap saja berbahasa Belanda. Orang China, India, dll begitu
juga. Orang Jawa direlokasi ke Sumatra, malah tetangganya yang Batak
jadi berbahasa Jawa.
- Bila si anak ditanya, Aha Margam? Ise
Goarmu? Langsung error tidak nyambung. Tapi bila ditanya: “Kamu orang
apa?” dia akan menjawab dengan mantap “Orang Batak”.
- Bila anak
anak di rumah lebih fasih berbahasa asing (Inggris, Mandarin atau bahasa
daerah yang lain) dibanding berbahasa Batak. Padahal menguasai banyak
bahasa tidak ada ruginya, termasuk bahasa Batak itu sendiri.
- Jika semua ponakan; bere, paraman, maen, anak kakak/adik sudah tidak bisa berbahasa Batak.
- Bila si anak, naposo (anak anak muda) mengatakan: Ngerti seh … tapi nggak bisa ngomongnya.
- Ketika orang orang muda ini berkata “Proud to be Batak” tapi tidak bisa ngomong Batak.
- Bila
kita beranggapan, kalau libur sekolah, anak anak mau dikirim ke kampung
untuk belajar bahasa Batak. (Kenyataan: Dikampung, anak anak sekarang
sudah tidak berbahasa Batak)
- Bila orangtua menganggap: “Hare gini … … anak anak diajari Bahasa Batak”
- Bila
kita mandok hata (berbicara) dalam suatu acara keluarga/pesta, ada yang
teriak: “Pake bahasa Indonesia saja, biar anak-anak pada ngerti.”
- Bila
anak anaknya Raja Parhata, yang rajin ke Pesta dan perduli dengan
urusan adat, tapi anak anaknya tidak bisa berbahasa Batak.
- Saat kita berkomunikasi dengan lawan bicara kita halak hita (orang kita Batak), dia reply dalam bahasa lain yang lebih dominan
- Ketika orang Batak merasa malu berbicara dalam bahasa Batak di keramaian, tempat umum saat bertemu dengan halak hita.
- Kesulitan membaca tulisan dan banyak tidak dimengerti tulisan yang ditulis dalam bahasa Batak seperti yang ditulis disini: [http://tanobatak.wordpress.com/].
Sekarang kita sulit mengucapkan hata Batak yang halus, bahkan cara
menuliskannya, apalagi aksaranya, sudah duluan hilang, dihilangkan.
Pergi entah kemana, mago (punah)
- Bila anda menganggap ngomong pake bahasa Batak itu sesuatu yang kampungan (Parhuta huta)
- Bila Lae, Ito mentertawakan teman yang belajar berbahasa Batak alai marpasir pasir (janggal)
- Bila
di daerah Sumatra Utara anak anak Batak sudah menggunakan bahasa yang
dominan untuk berkomunikasi sesama mereka, apakah itu bahasa Jawa atau
bahasa Indonesia (Medan, Tebing Tinggi, Kisaran, Siantar, Pardagangan,
Balige, Samosir, Tarutung, Sibolga, dll). Karena tidak ada satu lembaga
Batak yang resmi, bertanggungjawab tentang ini, termasuk gereja, itu
bukan urusan mereka. (Di gereja kami, warganya 98% Batak Toba, tak
sekalipun liturginya dalam bahasa Batak). Di gereja tetangga dibuat dua
sesi, sesi bahasa Indonesia untuk Naposo (ABG dan Pemuda) agar mereka
mengerti.
- Bila kita tidak sadar, bahwa bahasa daerah itu dapat
punah, seperti yang ditulis disini: “10 Bahasa Daerah Punah, 700 Lainnya
Terancam”http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/jawamadura/2007/09/04/brk,20070904-106846,id.html
- Bila anak Batak suka menyanyikan lagu Batak, tapi tidak mengerti artinya. Bapaknya juga sudah tidak mengerti artinya :roll:
- Bila
kita mengirim email atau SMS ke halak hita dan dia TIDAK MENGERTI
artinya. Dia malah reply: Jangan pake bahasanya leluhur dong … Atau bila
di SMS, dia balik SMS, Ini bahasa Apa? Atau kita enggan mengirim
email/SMS dalam Bahasa Batak, khawatir Batak yang dituju tidak mengerti
artinya, nanti malah tidak nyambung.
- Bila tiba waktunya, tidak
ada orang yang bisa mengajari Bahasa Batak lagi atau anak anak tidak
punya kesempatan lagi untuk mempelajarinya.
- Dan yang terakhir, bila anda tidak perduli. Mau punah kek, bukan urusan gua, sabodo teing…
sebelum nya saya berpesan kepada orang batak termasuk saya" PERKEMBANG LAH DAN LESTARIKAN BUDAYA BATAK " JANGAN SAMPAI DI CLAIM OLEH NEGARA ASING "sekian saja dulu postingan ku ini
terimakasih telah berkunjung sobat
Tantom-angkola : bisakah BAHASA BATAK Toba punah?
tantom angkola berdiri sejak tahun 2012 : bisakah BAHASA BATAK Toba punah? Jawabnya mungkin sekali, kawan. Itu hanya masalah waktu. Bahasa Batak Toba suatu saat dapat punah, ya...